7 Cara Mengatasi Kemarahan

14 Desember 2009



Sifat gampang marah ternyata bisa diubah, demikian pendapat para peneliti kesehatan mental. Pada salah satu penelitian berhasil ditemukan bahwa risiko serangan jantung bisa ditekan dengan mengurangi rasa marah. Bagaimana cara mengurangi keinginan untuk marah supaya tidak lekas jantungan?


  1.  Rajin berolahraga secara teratur dapat mengurangi stres dan memperbaiki suasana hati sehingga bisa mengatasi naik turunnya emosi. Yoga dan olahraga yang membuat rileks efektif untuk mengatasi sifat mudah marah.
  2.  Tanyakan kepada diri sendiri apakah dengan marah-marah akan bermanfaat juga buat orang-orang di sekitar Anda. Misalnya, tanyakan “Apakah saya dapat mengontrol situasi ini? Dapatkah saya mengubahnya menjadi lebih baik dengan marah-marah?”
  3.  Atasi ketegangan dengan mengambil beberapa napas dalam dan membuat otot-otot rileks. Bisa juga dengan mendengarkan musik lembut atau memvisualkan diri sendiri tengah berlibur di tempat favorit.
  4.  Periksa lagi bagaimana cara Anda berkomunikasi dengan orang lain. Banyak situasi yang menyulut kemarahan melibatkan orang lain. Saat diskusi menjadi panas dan membuat marah, hitung sampai 10 sebelum bicara. Ambil napas terlebih dahulu. Dengarkan lawan bicara secara seksama.
  5.  Coba sisipkan humor karena terbukti efektif meredakan kemarahan.
  6.  Cari alternatif, apakah Anda hanya marah-marah pada situasi tertentu? Selama beberapa minggu, buat catatan kapan dan di mana Anda biasa marah-marah. Kemudian lihat apakah ada kecenderungan tertentu yang memicu kemarahan.
  7.  Pertimbangkan konseling bila perlu. Ceritakan pada dokter soal kebiasaan Anda ini. Dokter itu akan merujukkan Anda pada orang yang ahli.




Sumber : Kompas.com — Diyah TriarsariKOMPAS


Menyelamatkan Diri Lewat Tangga Darurat Bukan Tindakan Terbaik

07 Desember 2009


Masih membekas di ingatan kita peristiwa kepanikan massal ketika ribuan orang di Jakarta digoyang gempa Tasikmalaya (2/9) lalu. Terlebih mereka yang sedang berada di gedung-gedung pencakar langit.Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang berpusat di barat daya Tasikmalaya membuat gedung-gedung di Jakarta bergoyang, ribuan orang seketika berjejal menyelamatkan diri berjuang turun dari gedung melalui tangga darurat.Para orang tua dan wanita bergegas menuruni ribuan anak tangga. Bisa dibayangkan banyak tenaga yang terkuras hingga membuat pingsan. Ada pula sejumlah ibu hamil yang pingsan dan dilarikan ke rumah sakit karena kejang perut.

Ternyata lari seketika menuruni anak tangga menuju luar gedung saat gempa bukan tindakan tepat. Kepanikan tidak harus terjadi jika kita tahu prosedur standar penyelamatan diri saat terjadi gempa.
Berikut standar praktis penyelamatan gempa seperti dirilis Federal Emergency Management Agency (FEMA) sebuah badan yang menjadi bagian dari Departemen Keamanan Daerah AS (DHS) melalui situs mereka.
Bertahan seaman mungkin selama gempa berlangsung. Sadarilah bahwa ini adalah gempa permulaan. Gempa susulan yang lebih besar mungkin terjadi. Gerakan minimal hanya ke tempat yang aman di dekat Anda dan tetap tinggal di dalam ruangan hingga goncangan berhenti dan Anda yakin keluar dengan aman.


Jika di dalam ruangan:

  • Segera merunduk ke lantai. Berlindung ke bawah meja yang kokoh dan jangan keluar sampai goncangan gempa berhenti. Jika di dekat Anda tidak ada meja, lindungi wajah dan kepala dengan lengan sambil berjongkok di dekat sudut ruangan.
  • Jauhi benda kaca, jendela, pintu dan dinding luar dan apapun yang bisa jatuh seperti lampu atau benda-benda furnitur.
  • Jika sedang tiduran di kasur, tetaplah bertahan. Lindungi kepala Anda dengan bantal atau jika berada di bawah lampu yang berat, segera pindah ke sudut aman yang terdekat.
  • Tinggal di dalam sampai goncangan berhenti lalu yakinkan bahwa Anda aman untuk keluar. Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan luka-luka terjadi ketika orang-orang di dalam bangunan panik atau berjejal untuk segera keluar gedung.
  • Saat menuruni gedung jangan gunakan lift atau tangga berjalan.


Jika di luar ruangan:
  • Tetap bertahan
  • Menjauhlah dari bangunan, lampu jalanan, atau apapun bangunan atau pohon yang ada di dekat Anda.
  • Tetap bertahan di luar sampai guncangan berhenti. Sebanyak 120 korban jiwa dari gempa yang terjadi sejak tahun 1933 membuktikan, mereka tewas karena tertimpa puing reruntuhan dan dinding runtuh. Gerakan tanah selama gempa jarang menjadi penyebab langsung kematian atau cedera. Sebagian besar korban gempa meninggal atau cedera karena tertimpa dinding runtuh, pecahan kaca, atau tertimpa benda berat lainnya.


Jika sedang berkendara:
  • Berhenti secepatnya dan tinggal di dalam mobil.
  • Hindari berhenti di dekat atau di bawah bangunan, pohon, jalan layang, atau instalasi listrik atau kabel.
  • Lanjutkan dengan hati-hati setelah gempa berhenti. Hindari jalan, jembatan, atau areal landai yang mungkin telah rusak akibat gempa.


Jika terperangkap di bawah puing:
  • Jangan nyalakan api.
  • Jangan bergerak atau menendang debu. Tindakan ini juga bisa membuat runtuhan semakin parah.
  • Lindungi mulut anda dengan sapu tangan atau kain baju.
  • Tekan perlahan dinding sehingga penyelamat dapat menemukan Anda. Gunakan peluit jika tersedia. Berteriak hanya sebagai pilihan terakhir. Berteriak dapat mengakibatkan bahaya Anda menghirup debu.


Tindakan di atas bersifat praktis. Tanya dan diskusikanlah tindakan lainnya kepada orang yang pernah mengikuti pelatihan penyelamatan bencana gempa. Perlu diketahui, hanya sedikit perusahaan di Indonesia yang berkantor di gedung tinggi telah melatih karyawannya bertindak darurat khusus jika terjadi gempa bumi.




Nadia Felicia / Kompas.com

Langkah-Langkah Memulai Usaha Sendiri

05 Desember 2009


1. START WITH A DREAM

Mulailah dengan sebuah mimpi. Semua bermula dari sebuah mimpi dan yakinkan akan produk yang akan kita tawarkan. A dream is where it all started: Pemimpilah yang selalu menciptakan dan membuat sebuah terobosan dalam produk, cara pelayanan, jasa, ataupun idea yang dapat dijual dengan sukses. Mereka tidak mengenal batas dan keterikatan, tak mengenal kata tidak bisa; ataupun tidak mungkin.


2. LOVE THE PRODUCTS OR SERVICES
Cintailah Produk anda. Kecintaan akan produk kita akan memberikan sebuah keyakinan pada pelanggan kita dan membuat kerja keras terasa ringan. Membuat kita mampu melewati masa-masa sulit. Enthusiaatism and Persistence: Antusiasme dan keuletan sebagai pertanda cinta dan keyakinan akan menjadi tulang punggung keberhasilan sebuah usaha yang baru.


3. LEARN THE BASICS OF BUSINESS.
Pelajarilah fundamental business. BEYOND THE BUY LOW, SELL HIGH, PAYLATE, COLLECT EARLY: Tidak akan ada sukses tanpa ada sebuah pengetahuaan dasar untuk business yang baik, belajar sambil bekerja, turut kerja dahulu selama 1-2 tahun untuk dapat mempelajari dasar-dasar usaha akan membantu kita untuk maju dengan lebih baik. Carilah guru yang baik!.


4. WILLING TO TAKE CALCULATED RISKS.
Ambillah resiko. The Gaint that u will be able to achiave is directly propoltional to the risk taken: Berani mengambil resiko yang diperhitungkan merupakan kunci awal dalam dunia usaha, karena hasil yang akan dicapai akan proporsional terhadap resiko yang akan diambil. Sebuah resiko yang diperhitungkan dengan baik-baik akan lebih banyak memberikan kemungkinan berhasil. Dan inilah faktor penentu yang membedakan entrepreneur dengan manager. Entrepreneur akan lebih dibutuhkan pada tahap awal pengembangan perusahaan, dan manager dibutuhkan akan mengatur perusahaan yang telah maju.


5. SEEK ADVICE, BUT FOLLOW YOUR BELIEF.
Carilah nasehat dari pekarnya, tapi ikuti kata-kata kita. Consult Consultants, ask the experts, but follow, but follow your hearts. Entrepreneur selalu mencari nasehat dari berbagai pihak tapi keputusan akhir selalu ada ditangannya dan dapat diputuskan dengan indera ke enamnya. Pada fase awal sebuah usaha, kepiawaian menjual merupakan kunci suksesnya. Dan kemampuan untuk memahami dan menguasai hubungan dengan pelanggan akan membantu mengembangkan usaha pada fase itu.


6. WORK HARD, 7 DAY A WEEK, 18 HOURS A DAY
Kerja keras. Ethos Kerja keras sering dianggap sebagai mimpi kuno dan seharusnya diganti, tapi hard work and smart work tidaklah dapat dipisahkan lagi sekarang. Hampir semua successful start up butuh workaholics. Entrepreneur sejati tidak pernah lepas dari kerjanya, pada saat tidurpun otaknya bekerja dan berpikir akan bussinessnya. Melamunkan dan memimpikan kerjanya.


7. MAKE FRIENDS AS MUCH AS POSSIBLE
Bertemanlah sebanyak-banyaknya. Pada harga dan kualitas yang sama orang membeli dari temannya, pada harga yang sedikit mahal, orang akan tetap membeli dari teman. Teman akan membantu mengembangkan usaha kita, memberi nasehat, membantu menolong pada masa sulit.


8. DEAL WITH FAILURES
Hadapi kegagalan. Kegagalan merupakan sebuah vitamin untuk menguatkan dan mempertajam intuisi dan kemampuan kita berwirausaha, selama kegagalan itu tidak mematikan. Setiap usaha selalu akan mempunyai resiko kegagalan dan bilamana itu sampai terjadi, bersiaplah dan hadapilah!.


9. JUST DO IT, NOW!
Lakukanlah sekarang juga. Bila anda telah siap. Manager selalu melakukan : READY-AIM-SHOOT, tetapi entrepreneur sejati akan melakukan READY-SHOOT-AIM!. Putuskan dan kerjakan sekarang, karena besok bukanlah milik kita.


Diolah dari berbagai sumber :


  • http://www.bisnisukm.com
  • http://www.katamutiara.info/tulisan.php?id=3001

Kecanduan Belanja, Kenali Gejalanya!

04 Desember 2009


Berbelanja itu menyenangkan bagi kebanyakan orang karena bisa menjadi cara melepaskan diri dari kejenuhan menjalani rutinitas. Tapi, jika belanja sudah membuat seseorang kecanduan, hati-hatilah, karena itu berarti ada yang tidak beres dengan kondisi psikisnya. 

Anda pernah melihat orang yang merasa dirinya harus belanja setiap saat, dan setelah memborong hampir seluruh isi toko sampai di rumah belanjaan itu kadang hanya disimpan begitu saja di lemari tanpa dibongkar, seolah tak ada bekas sedikit pun gairahnya yang tadi menyala-nyala saat di pertokoan?
Bila ya, maka kenalan atau famili Anda itu boleh dicurigai mengalami gangguan kejiwaan yang disebut pecandu belanja (compulsive shoppers), yang secara populer sering disebut shopaholic; mirip dengan workaholic (kecanduan kerja) yang mencontek sebutan alcoholic bagi orang yang kecanduan alkohol.
Menjelang Natal dan tahun baru nanti, semua pusat perbelanjaan biasanya memasang pengumuman obral atau diskon. Pada masa-masa seperti itu, sudah pasti gairah belanja bakal meningkat. Apakah kita termasuk pecandu belanja? Tentu saja tidak, karena kebutuhan memang meningkat dan harga sedang murah pada saat itu.
Jika karena kesal pada rekan sekerja, suami/isteri, atau pada anak lantas kita ngabur ke pertokoan dan menghabiskan uang untuk belanja sepuas-puasnya, apakah itu juga menunjukkan gejala pecandu belanja? Tampaknya juga tidak.
“Kalau yang semacam itu hanya merupakan bentuk mekanisme penyesuaian diri, bukan masalah besar dan bukan termasuk gangguan psikologis,” ujar Jerrold Pollak, seorang psikolog di Amerika Serikat yang menangani terapi bagi orang-orang yang mengalami kecanduan belanja.
Hal paling penting yang membedakan seorang pecandu belanja dengan orang-orang yang sekadar menghibur diri dengan belanja atau belanja banyak menjelang hari raya, menurut Pollak, terletak pada bagaimana keinginan belanja itu menguasai dan mendominasi kehidupan seseorang.


Tanda-Tanda Kecanduan
Walaupun para pakar psikiatri mulai memasukkan compulsive shopping ini sebagai perilaku adiktif atau kecanduan, penyimpangan perilaku ini juga dimasukkan dalam kategori gangguan pada pengendalian dorongan hati (impulse-control disorder) seperti pada penjudi, pengutil (kleptomania), dan gangguan obsessive-compulsive (melakukan suatu tindakan berulang-ulang). Karena itu, mereka biasanya akan terus mengacaukan hidupnya, sampai pada suatu saat ada sesuatu yang membuat mereka melihat ada yang tidak beres. 

  1. Ada beberapa tanda yang dapat dilihat apakah seseorang memiliki gejala kecanduan belanja atau tidak.Belanja membuat seseorang sangat bergairah, tapi kemudian mendatangkan perasaan bersalah, gelisah, atau depresi.
  2. Seseorang merasa didesak untuk membeli sesuatu yang tidak dibutuhkan atau tidak dapat dimanfaatkannya.
  3. Banyak barang yang telah dibeli tidak dipakai atau dimanfaatkan, bahkan label harganya pun masih tergantung pada barang itu.
  4. Orang tersebut berbohong atau menyembunyikan belanjaannya.
  5. Belanja mengganggu pekerjaan atau merusak hubungannya dengan keluarga dan teman-teman.

Baju dan Elektronik

Di Amerika Serikat, menurut Prof. Donald Black dari University of Iowa yang pernah melakukan riset tentang kecanduan belanja, diperkirakan antara 2-8% orang dewasa (usia 30-an hingga 40-an tahun), pada umumnya perempuan, mengalami kecanduan belanja.
Mereka belanja biasanya sendirian, beberapa kali seminggu selama berjam-jam, bahkan pada waktu yang sempit sekalipun. Tapi, begitu semua yang diinginkan sudah terbeli, suasana hatinya segera berubah, dan rasa bersalah serta gelisah yang muncul.
Pecandu belanja yang kemudian merasa malu kadang-kadang segera kembali ke toko untuk mengembalikan belanjaannya itu pada hari yang sama. Mereka seperti orang yang mengalami bulimia, memuntahkan kembali makanan yang telah dimakan karena merasa bersalah setelah makan.
Perempuan pecandu belanja biasanya menghabiskan uang untuk membeli pakaian, sepatu, dompet, dan parfum. Sementara pecandu belanja laki-laki cenderung memborong barang-barang elektronik, komputer, hingga barang-barang investasi. Dan mereka umumnya punya alasan yang sama: belanja untuk membangun rasa percaya diri atau menghilangkan stres/depresi.  


Perlu Terapi
Gangguan kecanduan belanja ini umumnya berkaitan dengan masa kanak-kanak yang tidak bahagia. Biasanya karena merasa ditolak oleh orangtua, kurang diperhatikan, dan tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Oleh karena itu, ada kalanya para pecandu belanja membelikan banyak barang bagi anak-anaknya, supaya tidak mengalami seperti mereka dulu.
Jika ada di antara kenalan atau keluarga Anda mengalami gejala kecanduan belanja, sebaiknya segeralah ajak dia berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan pertolongan. 


@ Widya Saraswati
Sumber: www.kompas.com 

 
 
 

Klik iklan dapet duit

Salam jumpa …

W@HyoeDien